Wednesday, August 16, 2006

Kebunku Dahulu


Tigabelas tahun sudah kutinggalkan kampung halamanku, selama itulah aku telah bermukim di benua Kangguru. Walau pun semua jauh di mata namun setiap hari percikan ingatan tentang kampung halaman yang ditinggalkan selalu ada terutama dari pepohonan dan tanaman yang ada di sekelilingku. Bagiku, semua pohon adalah temanku, semua seolah bisa berbicara dan bercanda denganku. Satu pohon yang tidak ada di Australia mau pun kini di Indonesia yaitu pohon Duwet. Kami dahulu memiliki pohon paling antik di seluruh kota bahkan di Indonesia, pohon Duwet itu disebut Duwet Putih. Tidak seperti kebanyakan buah Duwet atau Jamblang yang berwarna hitam, jenis Duwet kami yang putih itu termasuk langka.
Kebun kami didesain oleh nenekku. Ia gemar bertanam walau pun ia tidak menanamnya sendiri secara fisik namun dikerjakan dengan bantuan tukang kebun. Rumah yang juga dibeli oleh nenek itu memiliki surat dari tahun 1800an, konon dulunya adalah pendopo kemudian dirubah menjadi gedung pertemuan dan pada masa lampau berupa tanah berawa-rawa.
Pernah ada seorang insinyur yang memiliki bakat mencari air dengan ranting pohon terbelah dua, ranting yang dipegang akan bergerak turun seperti ada tenaga yang memberati bila dijulurkan pada tanah yang banyak kandungan airnya. Menurut insinyur itu di beberapa titik rumah bila digali 2 meter saja akan terbentuk sumur atau sumber air. Herannya, sumur yang terdapat di rumah itu dalamnya 25 meter.
Terdapat begitu banyak pohon buah-buahan sehingga setiap hari pohon-pohon buah itu bergantian berbuah tergantung musimnya sehingga kami boleh dikatakan tidak pernah berbelanja buah. Pohon buah-buahan yang ada yaitu :
1. Pohon Sawo
2. Pohon Duwet Putih
3. Pohon Belimbing
4. Pohon Jambu Biji
5. Pohon Jambu Merah
6. Pohon Jambu Putih
7. Pohon Jambu merah muda
8. Pohon Pisang
9. Pohon Mangga Arum Manis
10. Pohon Mangga Nanas
11. Pohon Alpukat
12. Pohon Srikaya
13. Pohon Jeruk Nipis
14. Pohon Kelengkeng
15. Pohon Nangka
16. Pohon Kedondong

1 comment:

Indigo said...

Wah asiknya punya kebun buah. Tinggal di tengah kota, tapi di antara tetangga orang betawi yang rata-rata punya halaman luaaaasss, cukup puas juga sempet nyicipi jambu air, duren dan duwet... tanpa ijin yang punya ... xixixixi