Sunday, August 20, 2006

Kisah Si Uwi

Nenekku gemar menanam umbi-umbian dan juga gemar memperkenalkannya pada kami untuk dimakan, salah satunya adalah "Uwi", sejenis umbi berkulit gelap dan daging umbinya berwarna ungu bila direbus. Umbi uwi sangat unik karena bisa ditanam berkali-kali. Nenek selalu memintaku untuk memeriksa si uwi caranya diambil dari tanah dan diperlihatkan pada nenek apakah sudah cukup "besar" untuk disantap. Bila belum cukup besar, uwi ditanam lagi dan selang beberapa bulan diperiksa lagi ukurannya.

Uwi yang telah cukup besar ukurannya direbus dalam air mendidih dan diberi sedikit garam. Rasanya gurih dan empuk walau pun sedikit berlendir kulitnya, konon itu sehat untuk perut kita. Sebelum direbus, bagian atas uwi dipotong dan ditanam kembali, dipilih bagian yang ada "matanya". Selang beberapa bulan kami sudah bisa menikmati uwi rebus lagi, demikianlah tak putus-putus "sepanjang masa" dan tempat uwi tumbuh adalah di kebun samping bagian rempah-rempah. Tempat itu selalu kami tandai dengan batang kayu atau batu untuk mempermudah "pencariannya" kembali.

2 comments:

EmberBolong said...

gambar Uwi-nya itu loh..bisaaa aja deh mbak Theresa. Dulu waktu kecil aku takut makan uwi ungu mbak, takut kupikir beracun gitu hihihi. Pas udah gede nyesel, ternyata uweenaakk...

Indigo said...

Aku belum pernah makan Uwi, tapi cerita tentang nenek dan kebiasaannya masak, aku suka banget... rasanya... homey banget :)