Thursday, August 17, 2006

Para Ayam Kami

Kami berempat masing-masing memiliki seekor ayam dan boleh dipastikan ayamnya selalu ayam kampung dan betina. Ayam-ayam itu selalu bertelur setiap hari dan kami pemiliknya diperbolehkan merebus telur yang dikeluarkan oleh ayam peliharaannya. Anehnya, sifat sang ayam mirip para pemiliknya. Yang paling nakal adalah ayam abu-abu milik adikku nomor 3 karena ia pun nakal sekali, ayam itu sering terjun masuk ke sumur sehingga dengan susah payah harus ditolong naik ke atas dengan timba.

Ayamku berwarna hitam dengan leher yang panjang dan memiliki bulu berwarna-warni yang berkilauan. Menurut sebuah buku bacaan, ayam akan menjadi jinak bila ekornya diberi garam banyak-banyak. Ketika ayam baru tiba dari pasar (baru saja dibeli) langsung ekornya diberi garam kasar dan untuk melakukan itu ayam terpaksa harus duduk dalam posisi jongkok. Karena terbiasa dijongkokkan seperti itu, para ayam kami terbiasa berjongkok bila didekati dan belum pergi sampai kami berlalu. Kami suka iseng, di atas punggung ayam kami letakkan secara hati-hati sandal jepit kami yang kemudian kita lepaskan dari kaki dan ditinggal di atas punggung sang ayam sementara kami secara diam-diam beranjak pergi. Berjam-jam kemudian sang ayam masih tetap menunggu dengan sandal di punggungnya dan dalam posisi jongkok, sungguh keterlaluan nakal kami! Tetapi para ayam itu setia, selalu berkokok keras-keras memanggil kami bila bertelur dan sebutir telur yang masih hangat kami peroleh sebagai hadiah darinya.

Jangan mencoba menyembelih ayam kami sebab pasti semua jadi mogok makan. Ayam yang dibeli dari pasar juga jangan sampai menginap sebab kalau kami sudah "kenal" padanya dan esoknya disembelih untuk lauk, semua anak-anak menyesalinya bahkan berurai air mata dan tak mau makan masakan yang dibuat dari ayam tersebut betapa pun enaknya.

2 comments:

Indigo said...

Hahhaha... nakaaaaalll ngisengin ayam ya.

Iya, kenapa ya kalau piara ayam pasti orang tua kepinginnya nyembelih aja. Waktu SD aku pulang sekolah dan liat kaki ayam piaraanku menjorok keluar dari freezer.... sampai mogok ngomong sama bapakku

Unknown said...

Jadi ingat seorang sobatku yg mamahnya hobby masak. Kl beli ayam hidup yang disembelih sendiri.. Dia msh kecil merasa kasihan dan ngeri. Itulah yang memicunya jadi vegetarian...