Nenekku memiliki pribadi yang unik dan kegemaran memasak. Bila memasak, dapurnyalah yang datang ke tempat dimana ia berada. Semua peralatan dapur di bawa ke dekatnya dan ia mulai memasak. Setiap hari hal itulah yang dilakukannya dan sehabis masak semua peralatan dapur harus dikembalikan ke tempat semula.
"Portable Kitchen"nya itu berupa : sebuah wajan baja hitam, cerek terbuat dari kaleng bekas berukuran besar, sebuah panci email merah, ulekan dan cobeknya, telenan kayu, pisau dapur, kipas bambu, stoples, kaleng penampung minyak jlantah, sotil kuningan, irus bambu, saringan bambu, kalo, tampah, serbet dan lap, gunting masak, baskom untuk mencuci tangan. Disamping itu harus didatangkan juga bumbu-bumbu dapur, kecap manis dan asin, garam dapur berbentuk bongkahan, merica bulat, minyak, brambang, bawang, kertas merang (untuk menampung gorengan) serta setiap hari selalu ada tahu dan tempe (kadang digoreng kadang dibacem).
Pada saat memasak, ia pun tak lupa melakukan daur ulang. Air bekas cucian daging untuk menyirami pohon, kucing diberi makan (kepala ikan), para ayam mendapat jatah rajangan gagang sayur-mayur dan "sampah dapur" dikumpulkan untuk dibuang ke dalam galian lubang di kebun (kini dikenal dengan istilah "kompos"). Jadi seusai masak, peralatan dapur harus dicuci dan dikembalikan ke tempat semula dan baik para penghuni rumah mau pun binatangnya semua "rata" mendapat "jatah makanan".
Sunday, August 20, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Fabulous bagus! Langka padanane zaman listrik saiki.
Post a Comment